MAMA PU SAYANG TRA KENAL STATUS




Sepasang kekasih yang akhirnya memutuskan untuk menjalani bahtera rumah tanggah, Akhirnya mengucap janji suci didepan altar. Setelah melewati proses pernikahan, mereka berdua hidup layaknya pasangan lainnya. Suami yang berprofesi sebagai seorang Nelayan dan sang istri yang berprofesi sebagai ibu rumah tanggah.

Namun tahun berganti tahun mereka berdua tak kunjung mendapat hadiah pernikahan dari Sang Pencipta alias momongan. Namun karna ketulusan cinta dari Pria berkulit Hitam yang sangat religious membuat istrinya tetap dalam dekapan ternyaman. Dengan iman yang begitu kokoh sekokoh batu karang di Biak membuat mereka tetap setia melayani sang Pencipta. Bahkan terlihat bahagia dan rukun dalam biduk rumah tanggah yang mereka jalani.

Ketika fajar pagi datang menyinsing Sang pria menyiapkan peralatan pancing sedangkan istrinya menyiapkan bekal yang akan dibawah ke laut. Melakukan rutinitas sebagai seorang nelayan dengan penuh semangat karena sang istri yang penuh kelembutan dan tak pernah kasar untuk  separuh jiwanya membuat pasangan ini tampak berbeda dari pasangan lainnya meski belum memiliki keturunan.

Nampak suatu hari didalam dapur sambil menggoreng sukun sang istri berbicara pada suaminya.

Istri : Pace sa mo bicara ni tapi kira-kira ko mau kah?tidak

Suami : Iyo bicara sudah, ko mau bicara apa?

Istri : Torang dua angkat anak kah? ( dengan raut wajah yang penuh harapan )

Suami : Iyo sa juga mau bicara begitu sama ko. Tapi ko su bicara jdi.

Dan akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mengangkat seorang anak perempuan, yang diberi nama “ Ester “. Dengan penuh kasih sayang yang berkelimpahan. Mereka berdua membentuk anak semata wayang mereka dan akhirnya menjadi pribadi yang sedikit manja. Hari berganti hari dan tahun berganti tahun Ester pun beranjak dewasa. Karena sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya membuat Ester sedikit keras kepala.

Karena selalu dimanjakan kedua orang tuanya membuat ester kadang bertindak semaunya. Sehingga terkadang Ia membentak ibunya, Suatu hari bertepatan dengan hari raya natal, Karena asam urat yang dialami wanita yang sudah mulai menua itu,membuatnya tak mampu untuk berdiri membawa minum karena sedang kehausan. Dengan penuh kelembutan Ia memanggil anaknya.

Ibu : Esty, Esty ko tolong bawa mama air kah?

Ester : Kaya meja jauh saja, mama ko tra bisa berdiri ambil sendiri kah ! ( dengan suara yang keras) sa mau pergi ke acara penjemputan ini.

Ibu : Iya mama mau berdiri tapi mama pu asam urat kambuh jadi.

Ester pun mengambil air digelas lalu disodorkan pada ibunya, tanpa percakapan lagi Ia langsung bergegas pergi.

Setelah lulus dari SMA Ester memiliki kerinduan lanjut kuliah Keperawatan di Makassar, tanpa koordinasi dengan kedua Orang tuanya. Ia langsung memutuskan sendiri tentang niatnya. Kedua orang tuanya pun tampak tak bersuara dan hanya mengikuti kemauan putri kesayangan mereka itu. Dan akhirnya Ester pun berangkat ke Makassar.

Berprofesi sebagai nelayan namun terbilang cukup sukses karna penghasilan tiap bulan mampu melebihi penghasilan seorang PNS. Pengiriman biaya yang terus menerus membuat ester semakin semangat menjalani studinya. Hari demi hari berlanjut hingga ester pun Wisuda D-II Keperawatan

Setelah lulus ester pun kembali ke Papua, berselang beberapa bulan kemudian Ia putuskan untuk kembali melanjutkan kuliah demi mencapai Strata satu ( S1 ), Kedua orang tuanya pun masih setia memberikan support yang luarbiasa.

Roda kehidupan yang terus berputar seiring berjalannya waktu, Usia pun memasuki masa senja. Kebugaran tubuh pun semakin menurun, dan akhirnya Wanita paruh baya itu pun jatuh sakit. Sang suami ( Ayahnya Ester ) pun tetap setia menemani istrinya berobat, banyak beban yang kerap skali mengobrak-abrik pikirannya. Entah apa yang harus Ia lakukan mengingat Dia hanya seorang nelayan, sedangkan Ia harus menyanggupi kebutuhan Ester dan juga biaya pengobatan istrinya. Namun dengan penuh keyakinan bahwa akan selalu ada jalan disetiap persoalan membuatnya tetap optimis.

Wanita itu selalu mengingatkan suaminya, Apapun yang terjadi putri mereka harus diprioritaskan dan jangan sampai Ia kecewa. Ester pun terus melanjutkan studinya tanpa memikirkan beban finansial yang sedang dihadapi kedua orang tuanya.

Kurang lebih hampir setahun menjalani pengobatan demi pengobatan, mulai dari yang tradisional hingga ke Rumah sakit pun dijalani. Namun wanita itupun belum mendapat titik terang. Keuangan yang terus menipis hingga Pandemi Corona Virus pun tiba membuat krisis finansial semakin membara. Dimalam itu nampak Kota Sorong sedang dilanda hujan deras hingga terjadinya banjir.

Malam berikutnya semua sanak saudara berkumpul dan dimalam itu Ester pun mendapat pesan singkat via messenger dari saudara sepupunya “ Esty tong ada jaga mama ni, mama su tra bisa lagi. Ko banyak berdoa buat mama ee…. “ Air mata pun berlinang dibalik tembok kos-kosan kota Daeng pada malam itu.

Dalam hembusan nafas terakhir Wanita itu berkata “ Bilang Esty, jang peduli deng mama. Apapun itu de tetap maju demi de pu cita-cita, tetap smangat masih ada bapa yang akan terus dukung ko. mama minta maaf belum bisa kasih yang terbaik buat ko, mama sayang ko melebihi mama pu diri ( dengan berlinang air mata ) dan akhirnya Sang Ilahi memanggilnya. Setelah sekian lama menahan sakit KANKER PAYUDARA yang memakan habis semua raganya.

Ester yang bersikeras harus pulang melihat ibunya harus terhalang dengan semua persyaratan corona virus dan akhirnya menahan tangis disudut kota Daeng Makassar. Dengan berlinang air mata Ia menulis sepucuk cerita  “ MAMA PU SAYANG TRA KENAL STATUS, WALAU SA BUKAN MAMA PU DARAH TAPI MAMA PU SAYANG, MAMA PU CINTA JAUH MELEBIHI SMUA“

Karna Cinta yang tulus tak pernah memandang STATUS

 

Selamat Jalan mama sayang. Sampai ketemu dilautan kaca .

Tuhan Yesus berkati torang smua .

( By : Rumbewas Free’von21 )

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SA RAWAT DIA DENG CINTA KO SIKSA DIA KETIKA KO MABUK

SA JUAL PINANG DE YANG NAIK FORTUNER

BAHKAN SEORANG PELACUR PUN BERHAK DI HORMATI “