Bapa pu Telpon Terakhir di Hari Natal

 BAPA PU TELPON TERAKHIR DI HARI NATAL

Seorang Pria paruh baya yang setiap hari berprofesi sebagai seorang karyawan diperusahan tambang di Papua, dikala kesibukannya sebagai pekerja tambang namun Ia tak pernah lupa menghubungi putri semata wayangnya ( Ella ) yang berkuliah di Pulau Dewata Bali. Setiap kali pulang bekerja Ia harus menelpon anaknya untuk memastikan kalau putrinya baik-baik saja. Hal itu sudah menjadi rutinitasnya setiap hari mengingat istrinya telah lama meninggal.

Ella telah yang beranjak dewasa pun kadang merasa jengkel bahkan marah apabila terus-terusan ditelpon ayahnya setiap hari. Hari itu di Halaman Kampus Udaya Bali, Pelepasan Mahasiswa/I yang hendak mengikuti KKN, Ella pun ikut mengambil bagian didalamnya. Pelepasan Mahasiswa/I pun telah usai masing-masing regu pun mulai berangkat ke tempat KKN masing-masing. Ella pun menelpon ayahnya memberitahu segala keperluan dan kekurangannya. 

Ella : Hallo Bapa.

Ayahnya : Ya sayang, bagimana?

Ella : Bapa ini tong baru slesai pelepasan, besok tong su brangkat ke tempat KKN, Bapa       kirim sa uang sudah. Sa mau belanja keperluan.

Ayahnya : Iya sayang, Bapa kirim skarang.

Ella : Trima Kasih Bapa Boss.

Ayahnya : Iya sayang.

Semua keperluan sang anak selalu dipenuhi ayahnya mengingat Ia hanya anak tunggal dan selalu dimanjakan Ayahnya. Sebelum berangkat hingga Sampai ditempat KKN Ella selalu ditelpon ayahnya, ayahnya selalu memastikan tidak ada yang tertinggal dan juga memastikan keadan putrinya itu.

Hari berganti Hari, Minggu berganti minggu hingga saat dimana mereka telah usai melakukan Kuliah Kerja Nyata dan akan kembali pulang, Ella yang sangat kelelahan pun sesampai dikamar kosnya pun langsung istirahat mengingat perjalanan yang panjang dan lupa mengabari ayahnya. Pria tua itu seusai pulang kerja Ia tak langsung mandi dan makan namun Ia menelpon Anaknya. Belasan panggilan tak terjawab membuat Ia khawatir tentang keadan putrinya itu. Dan Ia menulis sebuah pesan yang dikirim melalui aplikasi Whattshap : ( Sayang, Angkat Papa pu telpon dulu, Kas kabar Bapa dulu kah? Bapa Khawatir skali, Bapa Cuma mau memastikan ella baik-baik saja )

Sambil menunggu balasan pesan dari putrinya membuat Pria tua ini ketiduran dengan pakaian kerjannya di kursi tanpa mandi dan makan malam mengingat Ia kelelahan bekerja seharian. Keesokan harinya Ella baru mengabari ayahnya : Bapa minta maaf kemarin sa cape skali jadi sa langsung tidur.

Melihat pesan dari putrinya Ia langsung menelpon anaknya, setelah berbicara panjang lebar Ia kemudian menutup telponnya mengingat bus penjemput karyawan telah tiba.

Bulan November Hampir usai, Dimana setiap umat Kristiani akan memasuki bulan penuh kedamaian yakni bulan desember, Ella dan teman-temannya pun membuat rencana tentang liburan natal nanti. Mereka berencana akan merayakan Hari natal di Yogyakarta mengingat kekasihnya Ella ( Nando ) yang berada di Yogyakarta membuat Ella penuh semangat dan memutuskan akan merayakan Natal di Yogyakarta. Dimalam itu Kabut tebal menutupi Tembagapura, Pria tua itu kembali menelpon putrinya.

Ayahnya : Malam Sayang, lagi bikin apa? Su makan kah?

Ella : Malam juga pa, tra bikin apa-apa ada dikos saja, belum makan pa.

Ayahnya : Kenapa belum makan, Ella su trada uang kah? Nanti baru Bapa kirim

Ella : Trapapa pa, Sa lagi malas keluar saja. Oh iya pa sa mau bicara.

Ayahnya : Mau bicara apa sayang, bicara sudah.

Ella : Sa mau natalan deng teman-teman di Jogja pa, tadi tong su buat rencana, jadi kayanya tahun ini tra bisa rayakan natal deng Bapa.

Ayahnya : Boh sayang tahun kemarin ko su tra pulang, ko janji tahun ini natal deng Papa baru.

Ella : Bapa kali ini saja, nanti tahun depan baru sa natalan deng bapa nee… iyo nee bapa ( Sambil membujuk ayahnya )

Ayahnya : Iya sudah nak, Papa ikut ella pu mau saja ( Karna tak mau membuat anaknya sedih Ia pun mengiyakan kemauan anaknya )

Ella : Trima Kasih Papaku sayang, terbaik selalu buat sa

Bulan desember telah tiba, semua Umat Kristiani mulai menyiapkan hati mereka menyambut sang juruslamat. Ella dan teman-temannya pun berangkat menuju Kota Gudeg Yogyakarta. Nando langsung menjemput kekasih hatinya di bandara Adisutjipto. Setelah sampai sembari asik berbincang didalam mobil tiba-tiba handphonennya Ella bordering. Dan ternyata panggilan dari Ayahnya, Namun tak digubrisnya.

Liburan hari Natal di Kota Yogyakarta membuat Ella jarang mengangkat telpon dari Ayahnya. Terkadang Ia marah ditelpon terus-terusan oleh Ayahnya. Tak terasa tanggal 24 Desember telah tiba. Malam itu semua umat Kristen pergi ke Gereja, Pria itu pun berjalan seorang diri menuju Gereja. Ella dan Kekasih serta teman-temannya pun pergi ke Gereja. Seusai pulang dari Gereja Pria itu hanya duduk memandangi jam dinding mengingat perbedaan Waktu antara Timika dan Yogyakarta.

Dan Jarum Jam menunjukkan Pukul  00.30 WIT dan Pukul 22.30 WIB Ia pun menelpon putrinya Karena Ia tahu mereka telah usai pulang dari Gereja. Namun karena terbuai asmara dan keasikan bergurau dengan kekasih dan teman-temannya membuat Ella lupa akan ayahnya, Handphonenya tak sengaja di silent sehingga Ia tak tahu ayahnya sedang menghubunginya.

Belasan panggilan tak terjawab membuat Pria itu kembali Khawatir, Ia pun kembali menulis Pesan yang dikirim melalui Aplikasi Whatshap : Sayang, Selamat Hari Natal. Meskipun Mama di surga, Ella di Jogja dan Bapa di Timika tapi Kasih Kristus akan selalu menaungi Kita smua, Bapa sayang Ella skali. Jang bikin Bapa Khawatir, balas bapa pu pesan

Namun karena terlalu khawatir tentang putrinya Ia memutuskan untuk pergi bersamalam dengan Sanak Saudaranya. Dengan mengendarai sepeda motor miliknya dengan kecematan hanya  40 Km/Jam. Pria itu menikmati Jalanan Kota dollar pada malam itu, Namun perasaan Natal selalu saja dipenuhi dengan pesta minuman keras membuat pengendara Mobil Xpander yang mabuk berat melaju dengan kecepatan tinggi pun menghantam sepeda motor milik ayahnya Ella.

Sepeda motor pun hancur bersama pria tua ini, Mobil Ambulance pun membunyikan sirinenya menuju RS.Caritas Namun sesampai di RS.Caritas pria itu pun menghembuskan Nafas terakhir karena kehabisan darah. Sanak saudaranya Ella mencoba menghubunginya namun taka da balasan.

Pukul 04.00 WIB Ella menyadari ada sesuatu yang terlupakan, Ia berencana mengambil handphonennya dan menghubungi Ayahnya, Ia melihat belasan panggilan tak terjawab dari Ayahnya, dan juga puluhan panggilan dari Saudaranya. Ella pun membaca pesan singkat dari Sang ayah untuk terakhir kalinya. Sayap Kuning pun mendarat di Bandara Mozez Kilangin Timika. Cucuran airmata dan penyesalan terbesar dalam hidupnya, Kata-Kata terakhir sebelum pelepasan Jenazah. “Terima Kasih untuk cinta yang luarbiasa. Maafkan sa yang selalu merepotkan Bapa, siooo mama su ketemu mama disana. Skarang sa hanya sebatang kara meratapi semua yang sa lakukan. Bapa sa sayangeeee……. Selamat Jalan Pa, su trada yang akan telpon sa lagi”

“ Jang Pernah Ko Abaikan Telpon dari Orang Tua karna suatu saat Ko akan rindukan Hal itu saat dong su trada “

“ Pulang Selagi Ko bisa pulang Lihat Orang Tua, Karna Hari Esok trada yang Tau “

Mohon maaf bila ada kesamaan, Nama dan Tempat.

Tuhan Yesus memberkati

By ; Rumbewas Free'von 21

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SA RAWAT DIA DENG CINTA KO SIKSA DIA KETIKA KO MABUK

SA JUAL PINANG DE YANG NAIK FORTUNER

BAHKAN SEORANG PELACUR PUN BERHAK DI HORMATI “