- Suara Dari Bencana NTT -

 

Suara dari Bencana NTT


Kau adalah Sosok pemimpin yang Ku banggakan saat itu, Namun tak lagi untuk saat ini. Dengan wajah penuh senyuman aku melangkah menuju bilik suara dan dengan Tegas aku menancapkan paku didadamu dan berkata “ Kau adalah Presidenku, Kau adalah Pemenang “. Menaruh harapan yang cukup besar dipundakmu dengan penuh keyakinan Kau pasti merakyat.

            Hari ini aku kembali bercerita lewat sepucuk tulisan yang hanya bisa ku utarakan di Halaman kertas dan Ku posting lewat social mediaku :

“ Dengan berlinang air mata, dengan penuh kedinginan dan kelaparan, ditengah ratap tangis saat ini yang melanda negri kami Nusa Tenggara Timur ( NTT ). Izinkan saya berbicara sedikit mewakili Rakyat yang tertimpah musibah saat ini.

            Ketika saat itu kami rakyat biasa dari akar rumput menolak dengan tegas Eksploitasi Hutan, bersuara mempertahankan tanah kami, bersuara menjaga Hutan kami, bersuara dengan Lantang menolak Omnibuslaw, mengeluarkan sisa suara menolak semua kebijakan-Mu Presidenku. Namun tak ada satupun suara dan tangisan kami yang kau dengar, dengan Kekerasan aparat mengintimidasi kami yang hanya ingin bersuara untuk alam kami. Dengan penuh santai kau menancapkan coretan tanda tanganmu yang sangat dinantikan para investor dan perusahan ternama. Kau memberi legalitas tanpa mendengar kami, tanpa memikirkan kami, tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Kaulah yang berkuasa atas semua wilayah Republik ini, Kaulah yang memiliki otoritas sepenuhnya. Kami menghormatimu Presidenku.

            Hari ini kami Rakyat yang tertimpah musibah masih tetap tersenyum, Menyambut Kau yang datang dengan penuh wajah tak berdosa di Negri kami, Mereka sangat antusias dan dengan Bangga mereka berkata “ Bapak Jokowi datang lihat kita “. Didepan kami kau mencucurkan airmatamu, Kau melepas jacketmu dan memasangnya ditubuhku.

            Bagaimana bisa aku bisa percaya akan sikapmu?  Bibir ku tersenyum, Namun dengan berat hati aku jujur kalau hati ini tak mampu mempercayaimu lagi . Kau datang disaat Alam tak lagi bersahaja dengan kami, Kau hanya datang ketika kami benar-benar terpuruk dalam goncangan badai ini. Kami tak butuh dikasihani, Kami tak butuh airmatamu, Kami hanya Haus akan keadilan, Kami Haus akan kebijaksanaanmu.

“ Singkat pesanku dalam tulisan ini : Kiranya Kau Presidenku yang terhormat melalui Jarimu yang bijaksana, Pikirkanlah kami sebelum kau menancapkan tinta emas untuk mereka yang haus akan rupiah. Janganlah hal ini terjadi untuk saudara kami di Bumi Cendrawasih ( Papua ) yang saat ini bersuara lantang menolak Pembabatan Hutan untuk kepentingan perusahaan yang kau izinkan. Terima Kasih untuk airmatamu dihadapan kami saat ini, Namun sayangnya Kami Kecewa .

 

Terima Kasih Presidenku !!!!

Tuhan Yesus Memberkatimu

 

By : Rumbewas Free’von21


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SA RAWAT DIA DENG CINTA KO SIKSA DIA KETIKA KO MABUK

SA JUAL PINANG DE YANG NAIK FORTUNER

BAHKAN SEORANG PELACUR PUN BERHAK DI HORMATI “